Kamis, 26 Juli 2012

Mekanisme Persalinan


A.    Latar Belakang
Dewasa ini, dari angka kehamilan yang semakin meningkat, 96 % janin dalam  uterus berada dalam presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil kiri depan sebanyak 58 %, kanan depan 23%, kanan belakang 11% dan kiri belakang 8%. Janin dengan presentasi kepala disebabkan karena kepala relatif lebih besar dan lebih berat serta bentuk uterus sedemikian rupa sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas di ruang yang lebih luas sedangkan kepala berada dibawah di ruang yang lebih sempit.


B.     Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas tentang Mekanisme Persalinan Normal dan Mekanisme jalan Lahir


C.     Maksud dan Tujuan

·         Mengetahui Proses persalinan Normal.
·         Mengetahui pengertian  Mekanisme Jalan Lahir.








ii

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

A.    Pengertian
Mekanisme persalina adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait dengan bagian terendah janin (presenting part) saat mengalami desensus.

B.     Mekanisme persalinan normal
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul – “seven cardinal movements of labor” yang terdiri dari :
1.       Engagemen
2.       Fleksi
3.       Desensus
4.       Putar paksi dalam
5.       Ekstensi
6.       Putar paksi luar
7.       Ekspulsi

Gerakan-gerakan tersebut terjadi pada presentasi kepala dan presentasi bokong. Gerakan-gerakan tersebut menyebabkan janin dapat mengatasi rintangan jalan lahir dengan baik sehingga dap[at terjadi persalinan per vaginam secara spontan.
Ø  Engagemen
•        Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu atas panggul.
•        Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas panggul ibu pada panggul jenis
         ginekoid dengan oksiput melintang (tranversal)
•        Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui proses normal
         sinklitismus , asinklitismus anterior dan asinklitismus posterior :
-         Normal sinklitismus : Sutura sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan sacrum.
-         Asinklitismus anterior : Sutura sagitalis lebih dekat kearah sacrum.
-          Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis (parietal bone presentasion
Ø  Fleksi
fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil ( diameter suboksipitobregmatika = 9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding panggul dan otot dasar panggul. Fleksi kepala diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus.  Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi, presentasi muka).
Ø  Desensus
Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai awal kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
®    Penyebab terjadinya desensus :
1.       Tekanan cairan amnion
2.       Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
3.       Usaha meneran ibu
4.       Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)

®    Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah :
•        Ukuran dan bentuk panggul
•        Posisi bagian terendah janin

Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan menyebabkan desensus berlangsung lambat. Desensus berlangsung terus sampai janin lahir.

Ø  Putar paksi dalam- internal rotation
Kepala yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin oleh his yang berulang-ulang Þ kepala mengadakan rotasi Þ ubun-ubun kecil berputar kearah depan dibawah simpisis.
•        Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi
         dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).
•        Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang
          kearah posterior).
•        Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul

Ø  Ekstensi
     Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis ( sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.     
Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka gerakan ekstensi kepala harus terjadi sebelum dapat melewati pintu bawah panggul. Akibat proses desensus lebih lanjut, perineum menjadi teregang dan diikuti dengan “crowning”
       Setelah kepala lahir, muka janin dibersihkan dan jalan nafas dibebaskan dari darah dan cairan amnion. Mulut dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pembersihan hidung. Setelah jalan nafas bersih, dilakukan pemeriksaan adanya lilitan talipusat sekitar leher dengan jari telunjuk. Lilitan talipusat yang terjadi harus dibebaskan terlebih dahulu. Bila lilitan talipusat terlalu erat dapat dilakukan pemotongan diantara 2 buah klem.

Ø  Putar paksi luar- external rotation
 Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan lahir.
Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus kedalam panggul dengan cara seperti yang terjadi pada desensus kepala.
       Bahu anterior akan mengalami putar paksi dalam sejauh 450 menuju arcus pubis sebelum dapat lahir dibawah simfisis. Persalinan bahu depan dibantu dengan tarikan curam bawah pada samping kepala janin .
Setelah bahu depan lahir, dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu posterior. Traksi untuk melahirkan bahu harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cedera pada pleksus brachialis.
       Setelah persalinan kepala dan bahu, persalinan selanjutnya berlangsung pada sisa bagian tubuh janin dengan melakukan traksi pada bahu janin. Setelah kelahiran janin, terjadi pengaliran darah plasenta pada neonatus bila tubuh anak diletakkan dibawah introitus vagina. Penundaan yang terlampau lama pemasangan klem pada talipusat dapat mengakibatkan terjadinya hiperbilirubinemia neonatal akibat aliran darah plasenta tersebut.
      Sebaiknya neonatus diletakkan diatas perut ibu dan pemasangan dua buah klem talipusat dilakukan dalam waktu sekitar 15 – 20 detik setelah bayi lahir dan kemudian baru dilakukan pemotongan talipusat diantara kedua klem.

Ø  Ekspulsi
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring Þ menyesuaikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu berada dalam posisi depan-belakang Þ bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.

C.     Tahap tahap persalinan

Ø  Tahap pertama (pembukaan)
·         Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
·         Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
·         Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
·         Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
·         Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.

Ø  Tahap kedua (mengedan)
·         Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
·         Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
·         Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.

Ø  Tahap ketiga (plasenta)
·         Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
·         Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.












 Secara singkat mekanisme persalinan normal


file:///H:/SEMESTER%202/BIOLOGI%20REPRODUKSI/MEKANISME%20PERSALINAN/2_files/clip_image002_thumb2.jpg


clip_image004

clip_image006

clip_image008
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul [ “cardinal movements of labor” ] yang terdiri dari :
1.      Desensus                                                               4. Ekstensi
2.      Fleksi                                                                     5. Putaran paksi luar (eksrernal rotation)
3.      Putar paksi dalam ( internal rotation )                   6. Ekspulsi
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Mekanisme persalina adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait dengan bagian terendah janin (presenting part) saat mengalami desensus.


·        Mekanisme jalan lahir terdiri dari :
1. penurunan (kepala masuk PAP)
2. fleksi
3. Putar paksi dalam
4. putar paksi luar
5. ekstensi/defleksi
6. ekspulsi






B.     SARAN
Lakukan pemeriksaan rutin pada saat hamil, sehingga dapat diwaspadai lebih awal jika ada factor-faktor yang akan menghambat persalinan normal seperti panggul besar atau bayi besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar