Minggu, 05 Agustus 2012

POSYANDU DAN POLINDES

BAB II
PEMBAHASAN

POSYANDU

1.      Pengertian
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.

2.      Tujuan penyelenggara Posyandu
a.       Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
b.      Meningkatkan pelayanan kesehatan Ibu untuk menurunkan IMR ( Infant Mortality Rate/ Angka Kematian Bayi )
c.       Membudayakan NKKBS.
d.      Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
e.       Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
f.       Peningkkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk swakelola usaha – usaha kesehatan masyarakat.

3.      Sasaran posyandu
a.       Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b.      Anak balita usia 1 – 5 tahun
c.       Ibu hamil
d.      Ibu menyusui
e.       Ibu nifas
f.       Wanita usia subur

4.      Pengelola Posyandu.
a.       Penanggungjawab umum : Kades/Lurah
b.      Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat
c.       Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
d.      Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa
e.       Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
             
5.      Kegiatan Posyandu
*      Lima kegiatan pokook posyandu ( panca krida posyandu )

a.       KIA
b.      KB
c.       lmunisasi.
d.      Gizi.
e.       Penggulangan Diare.
*      Tujuh kegiatan posyandu ( sapta krida posyandu )
a.       KIA
b.      KB
c.       Imunisasi
d.      Peningkatan Gizi
e.       Penanggulangan diare
f.       Sanitasi dasar
g.      Penyediaan obat esensial
h.      Pembentukan posyandu


6.      Pembentukan Posyandu.
a.       Langkah – langkah pembentukan :
*      Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
*      Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
*      Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
*      Pemilihan kader Posyandu.
*      Pelatihan kader Posyandu.
*      Pembinaan.
b.      Kriteria pembentukan Posyandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
c.       Kriteria kader Posyandu :
*      Dapat membaca dan menulis.
*      Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
*      Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
*      Mempunyai waktu yang cukup.
*      Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
*       Berpenampilan ramah dan simpatik.
*      Diterima masyarakat setempat.
d.      Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
*      Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
§  Meja I : Pendaftaran.
§  Meja II : Penimbangan
§  Meja III : Pengisian KMS
§  Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
§  Meja V : Pelayanan KB & Kes :
Imunisasi
Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.
Pembagian pil atau kondom
Pengobatan ringan.
Kosultasi KB-Kesehatan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
*      Sasaran Posyandu :
§  Bayi/Balita.
§  Ibu hamil/ibu menyusui.
§  WUS dan PUS.
e.       Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
*      Kesehatan ibu dan anak :
§  Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
§  Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)
§  PMT
§  Imunisasi.
§  Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
*      Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
*      Pemberian Oralit dan pengobatan.
*      Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S          : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K         : Semua balita yang memiliki KMS.
D         : Balita yang ditimbang.
N         : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
·         D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat
·         N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

f.       Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

7.      Lokasi / letak posyandu
a.       Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b.      Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c.       Dapat merupakan local tersendiri
d.      Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos RT/ RW atau pos lainnya.

8.      Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :
a.       Posyandu Pratama  :
ü  belum mantap.
ü  kegiatan belum rutin.
ü  kader terbatas.
b.      Posyandu Madya  :
ü  kegiatan lebih teratur
ü  Jumlah kader 5 orang
c.       Posyandu Purnama  :
ü  kegiatan sudah teratur.
ü  cakupan program/kegiatannya baik.
ü  jumlah kader 5 orang
ü  mempunyai program tambahan
d.      Posyandu Mandiri  :
ü  kegiatan secara terahir dan mantap
ü  cakupan program/kegiatan baik.
ü  memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :
§  Jumlah buka Posyandu pertahun.
§  Jumlah kader yang bertugas.
§  Cakupan kegiatan.
§  Program tambahan.
§  Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

9.      Sasaran Revitalisasi Posyandu
Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu (Depkes RI, 1999).
Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan. Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu. Oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri.

10.  Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :
a.       Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
b.      Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
*      Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.
*      Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
c.       Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :
*      Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
*      Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
d.      Posyandu mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.





POLINDES

1.      Pengertian
Polindes adalah salah satu bentuk UKBM ( usaha kesehatan bagi masyarakat ) yang didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai krlrngkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk member pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan bidan.

2.      Tujuan polindes
a.       Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan penanganan pada kasus gagal.
b.      Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
c.       Meningkatnya kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya.
d.      Meningkatnya pelayana kesehatan lannya sesuai dengan kewenangan bidan.

3.      Persyaratan polindes
a.       Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes
b.      Tersedianya sarana untuk melajsanakan tugas pokok dan fungsi bidan, antara lain bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil,timbangan, pengukuran tinggi badan, infuse set dan cairan D5%, NaCL 0,9%, obat – obat sederhana dan uterotonika, buku – buku pedoman KIA-KB, dan pedoman kesehatan lainnya, innkubator sederhana.
c.       Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembungan air limbah, lingkungan pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m2.
d.      Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan muda dijangkau oleh kendaraan roda 4.
e.       Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1 tempat tidur.




4.      Indicator polindes
a.       Fisik ( banguna polindes )
b.      Tempat tinggal bidan di desa
c.       Pengelolaaan polindes
d.      Cakupan persalinan
e.       Sarana air bersih
f.       Kemitraan bidan dengan dukun bayi
g.      Dana sehat
h.      Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran

5.      Kategori tingkat perkembangan polindes
a.       Pratama
-          Fisik                            : belum ada bangunan tetap, belum memenuhi syarat
-          Tempat tinggal bidan  : tidak tinggal di desa yang bersangkutan
-          Pengelolaan polindes  : tidak ada kesepakatan
-          Cakupan persalinan     : < 10%
-          Sarana air bersih          : tersedia air bersih, tapi dilengkapi sumber air dan MCK
-          Cakupan kemitraaan bidan dan dukun bayi   : < 25%
-          Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran          : < 6 %
-          Dana sehat / JPKM                                         : < 50 %
b.      Madya
-           Fisik                           : belum ada bangunan tetap, memenuhi syarat
-          Tempat tinggal bidan  : > 3 km
-          Pengelolaan polindes  : ada, tidak tertulis
-          Cakupan persalinan     : 10 – 15 %
-          Sarana air bersih          : tersedia air bersih, belum ada sumber air , tapi ada MCK
-          Cakupan kemitraaan bidan dan dukun bayi   : 25 -49 %
-          Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran          : 6 – 8 kali
-          Dana sehat / JPKM                                         : < 50 %



c.       Purnama
-           Fisik                           : ada bangunan tetap, belum memenuhi syarat
-          Tempat tinggal bidan  : 1 – 3 km
-          Pengelolaan polindes  : ada dan tertulis
-          Cakupan persalinan     : 20 – 29 %
-          Sarana air bersih          : tersedia air bersih, sumber air dan MCK
-          Cakupan kemitraaan bidan dan dukun bayi   : 50 – 74 %
-          Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran          : 9 – 12 kali
-          Dana sehat / JPKM                                         : < 50 %
d.      Mandiri
-          Fisik                            : belum ada bangunan tetap, memenuhi syarat
-          Tempat tinggal bidan  : < 1 km
-          Pengelolaan polindes  : ada dan tertulis
-          Cakupan persalinan     : > 30%
-          Sarana air bersih          : tersedia air bersih, tapi dilengkapi sumber air dan MCK disertai SPAL
-          Cakupan kemitraaan bidan dan dukun bayi   : < 75 %
-          Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran          : <  12 kali
-          Dana sehat / JPKM                                         : e” 50 %

6.      Prinsip-prinsip polindes
a.       Merupakan bentuk UKBM di bidang KIA-KB
b.      Polindes dapat dirintis didesa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
c.       Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggal, berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa.
d.      Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/ kamar yang memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimalyang dibutuhkan
e.       Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tariff pelayanankesehatan dipolindes.
f.       Menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
g.      Adanya polindes tidak berarti bidan hanya member pelayanan di dalam gedung.
7.      Unsus – unsure polindes
a.       Adanya bidan di desa
b.      Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederahana
c.       Adanya partisipasi masyarakat.

8.      Fungsi polindes
a.       Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
b.      Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
c.       Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.

9.      Kegiatan – kegiatan polindes
a.       Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko kehamilan.
b.      Menolong persalinan normal dan persalian dengan resiko sedang.
c.       Member pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
d.      Member pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita, dan anak prasekolah, seta imunisasi dasar pada bayi.
e.       Member pelayana KB.
f.       Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang beresiko tinggi baik ibu maupun janinnya.
g.      Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
h.      Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
i.        Melatih dan membina dukun bayi maupun kader
j.        Memberikan penyuluhan kesehatan tentang giziz ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB
k.      Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.