http://fhatiefha.blogspot.com/PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa
ini, dari angka kehamilan yang semakin meningkat, 96 % janin dalam uterus berada dalam presentasi kepala dengan
ubun-ubun kecil kiri depan sebanyak 58 %, kanan depan 23%, kanan belakang 11%
dan kiri belakang 8%. Janin dengan presentasi kepala disebabkan karena kepala
relatif lebih besar dan lebih berat serta bentuk uterus sedemikian rupa
sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas di ruang
yang lebih luas sedangkan kepala berada dibawah di ruang yang lebih sempit.
B. Ruang
Lingkup
Makalah
ini akan membahas tentang Mekanisme Persalinan Normal dan Mekanisme jalan Lahir
C. Maksud
dan Tujuan
·
Mengetahui Proses
persalinan Normal.
·
Mengetahui
pengertian Mekanisme Jalan Lahir.
ii
MEKANISME
PERSALINAN NORMAL
A.
Pengertian
Mekanisme
persalina adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait
dengan bagian terendah janin (presenting part) saat mengalami desensus.
B.
Mekanisme persalinan
normal
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk
melewati panggul – “seven cardinal movements of labor” yang terdiri dari :
1.
Engagemen
2.
Fleksi
3.
Desensus
4.
Putar paksi dalam
5.
Ekstensi
6.
Putar paksi luar
7.
Ekspulsi
Gerakan-gerakan
tersebut terjadi pada presentasi kepala dan presentasi bokong. Gerakan-gerakan
tersebut menyebabkan janin dapat mengatasi rintangan jalan lahir dengan baik
sehingga dap[at terjadi persalinan per vaginam secara spontan.
Ø Engagemen
•
Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu atas panggul.
•
Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas panggul ibu pada panggul jenis
ginekoid dengan oksiput melintang
(tranversal)
•
Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui proses normal
sinklitismus , asinklitismus anterior
dan asinklitismus posterior :
-
Normal sinklitismus : Sutura
sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan sacrum.
-
Asinklitismus anterior : Sutura
sagitalis lebih dekat kearah sacrum.
-
Asinklitismus posterior: Sutura
sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis (parietal bone presentasion
Ø Fleksi
fleksi yaitu posisi
dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil ( diameter
suboksipitobregmatika = 9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada dalam fleksi
maksimal.
Gerakan
fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding panggul dan otot dasar
panggul. Fleksi kepala diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus. Bila terdapat kesempitan panggul, dapat
terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi,
presentasi muka).
Ø Desensus
Pada
nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai awal
kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
®
Penyebab terjadinya desensus :
1.
Tekanan cairan amnion
2.
Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
3.
Usaha meneran ibu
4.
Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)
®
Faktor lain yang menentukan
terjadinya desensus adalah :
•
Ukuran dan bentuk panggul
•
Posisi bagian terendah janin
Semakin
besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan menyebabkan
desensus berlangsung lambat. Desensus berlangsung terus sampai janin lahir.
Ø Putar paksi dalam- internal rotation
Kepala
yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah
depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin oleh his
yang berulang-ulang Þ kepala mengadakan rotasi Þ ubun-ubun kecil berputar
kearah depan dibawah simpisis.
•
Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi
dalam pada level setinggi spina
ischiadica (bidang tengah panggul).
•
Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang
kearah posterior).
•
Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul
Ø Ekstensi
Setelah kepala berada di dasar panggul
dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis ( sebagai hipomoklion), kepala
mengadakan defleksi berturut turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka gerakan ekstensi kepala
harus terjadi sebelum dapat melewati pintu bawah panggul. Akibat proses
desensus lebih lanjut, perineum menjadi teregang dan diikuti dengan “crowning”
Setelah kepala lahir, muka
janin dibersihkan dan jalan nafas dibebaskan dari darah dan cairan amnion.
Mulut dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pembersihan hidung. Setelah
jalan nafas bersih, dilakukan pemeriksaan adanya lilitan talipusat sekitar
leher dengan jari telunjuk. Lilitan talipusat yang terjadi harus dibebaskan
terlebih dahulu. Bila lilitan talipusat terlalu erat dapat dilakukan pemotongan
diantara 2 buah klem.
Ø Putar paksi luar- external rotation
Gerakan kembali sebelum putaran
paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Setelah
kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang menyebabkan posisi
kepala kembali pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan lahir.
Setelah
putar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus kedalam panggul dengan cara
seperti yang terjadi pada desensus kepala.
Bahu anterior akan
mengalami putar paksi dalam sejauh 450 menuju arcus pubis sebelum dapat lahir
dibawah simfisis. Persalinan bahu depan dibantu dengan tarikan curam bawah pada
samping kepala janin .
Setelah
bahu depan lahir, dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu posterior. Traksi
untuk melahirkan bahu harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cedera
pada pleksus brachialis.
Setelah persalinan kepala
dan bahu, persalinan selanjutnya berlangsung pada sisa bagian tubuh janin
dengan melakukan traksi pada bahu janin. Setelah kelahiran janin, terjadi
pengaliran darah plasenta pada neonatus bila tubuh anak diletakkan dibawah
introitus vagina. Penundaan yang terlampau lama pemasangan klem pada talipusat
dapat mengakibatkan terjadinya hiperbilirubinemia neonatal akibat aliran darah
plasenta tersebut.
Sebaiknya neonatus diletakkan diatas
perut ibu dan pemasangan dua buah klem talipusat dilakukan dalam waktu sekitar
15 – 20 detik setelah bayi lahir dan kemudian baru dilakukan pemotongan
talipusat diantara kedua klem.
Ø Ekspulsi
Bahu
melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring Þ menyesuaikan dengan bentuk
panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu berada
dalam posisi depan-belakang Þ bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu
belakang.
C. Tahap
tahap persalinan
Ø
Tahap
pertama (pembukaan)
·
Tahap ini merupakan yang paling
lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala
bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada
persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
·
Kontraksi yang lemah namun teratur
dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan
nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
·
Sedikit demi sedikit kontraksi akan
semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut
rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi
adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
·
Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan
melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
·
Sedikit cairan dan darah biasanya
ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.
Ø
Tahap
kedua (mengedan)
·
Tahap dari pembukaan penuh sampai
bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu
dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk
persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
·
Ibu akan merasakan keinginan untuk
mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin
buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan
sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
·
Pada posisi normal di mana kepala keluar
terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian,
bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.
Ø
Tahap
ketiga (plasenta)
·
Pada tahap ini plasenta (jawa:
ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20
menit setelah kelahiran bayi.
·
Kontraksi rahim yang keras terus
berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi
perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.
Secara singkat mekanisme persalinan normal
Secara singkat dapat disimpulkan
bahwa selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk
melewati panggul [ “cardinal movements of labor” ] yang terdiri
dari :
1.
Desensus 4.
Ekstensi
2.
Fleksi 5.
Putaran paksi luar (eksrernal rotation)
3.
Putar paksi dalam ( internal
rotation ) 6. Ekspulsi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mekanisme
persalina adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait
dengan bagian terendah janin (presenting part) saat mengalami desensus.
·
Mekanisme jalan lahir
terdiri dari :
1. penurunan (kepala masuk PAP)
2. fleksi
3. Putar paksi dalam
4. putar paksi luar
5. ekstensi/defleksi
6. ekspulsi
1. penurunan (kepala masuk PAP)
2. fleksi
3. Putar paksi dalam
4. putar paksi luar
5. ekstensi/defleksi
6. ekspulsi
B. SARAN
Lakukan pemeriksaan rutin pada saat
hamil, sehingga dapat diwaspadai lebih awal jika ada factor-faktor yang akan
menghambat persalinan normal seperti panggul besar atau bayi besar.