Minggu, 05 Agustus 2012

STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Cairan amnion mempunyai peran penting dalam proses kehamilan dan persalinan. Di sepanjang kehamilan normal. Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruangan untuk janin untuk tumbuh bergerak dan berkembang. Tanpa cairan amnion rahim akan mengerut dan menekan janin. Menjelang pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin penting untuk petumbuhan dan perkembangan janin , antara lain perkembangan paru-parunya. Bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama pertengahan kehamilan janin akan sering di sertai hippolasia paru dan berlanjut pada kematian. Selain itu cairan amnion juga mempunyai peran protektif pada janin. Cairan ini mengandung agen-agen bakteri dan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri yang memiliki potensi patogen. Cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi anatara janin dan Ibu dan juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelaianan pada proses pertumbuhan dan perkembagan janin.dengan melakukan kultur sel atau melakukan spektrometer. Jadi cairan amniom memegang peran penting dalan proses kehamilan dan persalinan. B. Tujuan penulisan - Di harapkan kami mampu menjelasken tentang struktur fungsi amnion - Mengetahui pentingnya cairan amnion bagi janin - Mengetahui fungsi cairan amnion 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus. Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus. Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion. B. Struktur cairan amnion Mula – mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja, kemudian mengelilingi seluruh janin ruang amnion berisi air ketuban. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari = lapisan amnion, mesoderm, chorion, dan lapisan tipis dari decidua. Ruang amnion berisi 1 – 1,5 LT air ketuban dan banyaknya kadang – kadang sangat berbeda yaitu : – Mgg ke 36 = 1030 cc – Mgg ke 40 = 790 cc – Mgg ke 43 = 240 cc Air ketuban terdiri dari 23% bahan organik (protein, vernix caseosa, lanugo, zat lemak, lesitin & spingomielin), 97% - 98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam air). Keadaan normal cairan amnion : 1. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc. 2. keadaan jernih agak keruh 3. steril 4. bau khas, agak manis dan amis 2 5. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel. 6. sirkulasi sekitar 500 cc/jam Cairan amnion terkandun zat-zat seperti : 1. Prolaktin Prolaktin di dapatkan dalam konsentrasi tinggi di dalam cairan amnion , jumlahnya bisa mencapai 10.000 ng/ml, yang bisa di temukan pada minggu ke 20 – 26 kehamilan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa desidua merupakan tempat sintesa prolaktin yang berada dalam cairan amnion. Fungsi frolaktin dalam cairan amnion belum di ketahui secara pasti , tetapi beberapa peneliti berkesimpulan prolaktin dalam cairan amnion berfungsi memperbaiki transfer cairan dari janin ke Ibu, dan menyediakan cairan ekstraseluler serta memepertahankan janin dari dehidrasi selama kehamilan lanjut ketika cairan amnion bersifat hipotonik. 2. Lesitin – sphingomyelin Letisin merupakan suatu unsur yang penting dalam formasi dan stabilisasi dari lapisan surfaktan , yang mempertahankan alveolar dari kolaps dan respiratori distress. Jika konsentrasi letisin dalam cairan amnion lebih 2x kadarnya maka menunjukan resiko terjadinya gawat nafas sangat rendah, begitupun sebaliknya bila kadar letisin rendah maka kemungkinan terjadinya gawat nafas pada janin meningkat. C. Fungsi cairan amnion Cairan amnion merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Pada awal embryogenesis, amnion merupakan perpanjangan dari matriks ekstraseluler dan di sana terjadi difusi dua arah antara janin dan cairan amnion. Pada usia kehamilan 8 minggu, terbentuk uretra dan ginjal janin mulai memproduksi urin. Selanjutnya janin mulai bisa menelan. Eksresi dari urin, sistem pernafasan, sistem digestivus, tali pusat dan permukaan plasenta menjadi sumber dari cairan amnion. Telah diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di sekitar janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan tekanan uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal. 3 Cairan amnion juga berperan dalam sistem imun bawaan karena memiliki peptid antimikrobial terhadap beberapa jenis bakteri dan fungi patogen tertentu. Cairan amnion adalah 98% air dan elektrolit, protein , peptide, hormon, karbohidrat, dan lipid. Pada beberapa penelitian, komponen-komponen cairan amnion ditemukan memiliki fungsi sebagai biomarker potensial bagi abnormalitas-abnormalitas dalam kehamilan. Beberapa tahun belakangan, sejumlah protein dan peptide pada cairan amnion diketahui sebagai faktor pertumbuhan atau sitokin, dimana kadarnya akan berubah-ubah sesuai dengan usia kehamilan. Cairan amnion juga diduga memiliki potensi dalam pengembangan medikasi stem cell . Ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu : • menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar • untuk proteksi janin • menstabilkan perubahan suhu • pertukaran cairan • sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas • mengatur tekanan dalam rahim • berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen untuk si janin • air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi Air ketuban digunakan sebagai bahan penelitian untuk : – Menentukan jenis kelamin (amniocentesis) – Kematangan paru – paru janin – Golongan darah – Faktor rhesus  Fungsi cairan amnion  Saat hamil • Memberikan kesempatan berkembangmya janin dengan bebas dan kesegala arah • Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung • Sebagai penyanggah terhadap panas dan dingin • Menghindari trauma langsung terhadap janin 4  Saat persalinan (inpartu) • Menyebarkan kekuatan his sehingga serviks dapat membuka • Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan • Sebagai pelicin saat persalinan

2 komentar:

  1. aduh huruf nya bikin mata sakit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakash masukan'y. Kedepan'y akan lebih d tata rapi penulisan spasi dan susunan kata"y.

      Hapus